Jumat, 11 Januari 2019

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)



Alat P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) merupakan hal yang paling diperlukan ketika terjadi kecelakaan baik ringan maupun parah. P3K sendiri memiliki arti sebagai upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan. Dalam situasi darurat, Anda diharuskan untuk bertindak dengan cepat, oleh karena itu penting bagi Anda untuk mengenal dengan baik alat P3K dan tahu apa yang harus digunakan untuk menangani cedera yang berbeda.
Seluruh tempat kerja, pusat rekreasi, rumah, dan mobil harus memiliki kotak penyimpan alat P3K. Mereka biasanya terdapat pada kotak hijau atau merah, atau pada tas yang ditandai dengan palang merah, dan pastinya kotak tersebut harus diletakkan di tempat yang mudah ditemukan.

A. Menyiapkan kotak P3K
Sebuah kotak pertolongan pertama yang lengkap wajib dimiliki di beberapa tempat. Untuk menyiapkan diri di keadaan darurat, lakukan hal berikut:
  • Taruh alat-alat P3K di rumah dan di dalam mobil Anda
  • Bawa kotak P3K ke manapun Anda pergi atau ketahuilah lokasi kotak P3K di sekitar Anda
  • Cari tahu lokasi kotak P3K di tempat Anda bekerja
Kotak pertolongan pertama tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran. Anda bisa mendapatkannya di kantor PMI terdekat, di toko obat lokal, atau dengan membuatnya sendiri. Beberapa kotak atau tas P3K ada yang dirancang untuk kegiatan tertentu seperti untuk mendaki gunung, berkemah, berperahu, dan lain-lain.
B. Berbagai alat P3K dan cara menggunakannya
Palang Merah merekomendasikan bahwa seluruh alat P3K yang harus dimiliki di dalam kotak pertolongan pertama, adalah:
  • 2 buah kasa kompres steril berukuran 16×16 cm: digunakan untuk mengompres bagian tubuh yang memar atau yang memerlukan kompresan.   
  • 25 buah plester luka untuk berbagai ukuran: digunakan untuk menutup luka yang kecil dan luka gores.
  • 1 buah perekat micropore selebar 3 cm: digunakan untuk merekatkan kasa steril.
  • 5 bungkus alkohol swap pad atau lap antiseptik: digunakan untuk membersihkan peralatan yang terbuat dari metal, seperti gunting, pinset, gunting kuku, dan lain-lain.
  • 1 botol antiseptik: digunakan untuk mencegah dan melawan bakteri pada luka.
  • 1 botol rivanol: digunakan untuk membersihkan daerah luka.
  • 1 selimut darurat atau selimut biasa: untuk menjaga seseorang agar tetap hangat dan melindungi dari udara dingin.
  • 1 kompres dingin instan: digunakan untuk penderita demam.
  • 2 pasang sarung tangan non-lateks ukuran besar: digunakan untuk melindungi diri dari bakteri sebelum menangani luka pada korban.
  • Gunting: digunakan untuk memotong perban atau perekat, dan juga dapat digunakan untuk memotong pakaian seseorang untuk mempermudah penanganan luka.
  • Tabung oksigen portabel: digunakan untuk penderita sesak napas, sebaiknya dipakai tidak lebih dari dua semprotan dalam sekali pakai, dan perhatikan cara penggunaan pada tabung.
  • Gunting kuku: digunakan untuk menggunting kuku atau kulit yang terobek atau yang dapat memperburuk cedera.
  • Pembalut elastis: digunakan untuk menahan cedera pada engkel.
  • 1 rol perban atau kasa pembalut ukuran 5 cm: digunakan untuk membalut kasa steril pada luka dalam yang kecil, sehingga dapat menghentikan perdarahan.
  • 1 rol perban atau kasa pembalut ukuran 10 cm: digunakan untuk membalut kasa steril pada luka yang besar dan dalam, sehingga dapat menghentikan perdarahan.
  • 5 kasa steril ukuran 7,5×7,5 cm: digunakan untuk menutup luka kecil dan dalam, yang tidak dapat diatasi dengan plester luka.
  • 5 kasa steril ukuran 16×16 cm: digunakan untuk menutup luka yang lebih besar.
  • Thermometer oral non-merkuri: digunakan untuk mengukur suhu tubuh penderita.
  • 6 mitella: Anda dapat menggunakannya untuk menjadi perban atau sling, dan juga sebagai penutup luka yang besar dan luka bakar jika steril.
  • Peniti: digunakan untuk merekatkan pembalut elastis.
  • Pinset: untuk mengambil objek asing yang kecil pada tubuh, seperti duri, serpihan kayu, dan lain-lain.
  • Senter: digunakan untuk mendeteksi adanya cedera di serah yang gelap, seperti pada lubang hidung, lubang telinga, dan tenggorokan
C. Obat-obatan yang perlu ada di kotak P3K
Berbagai obat-obatan pelengkap yang sebaiknya Anda tambahkan ke dalam otak P3K Anda adalah sebagai berikut:
Apabila Anda telah memiliki kotak P3K, pastikan di dalamnya terdapat semua peralatan yang mungkin Anda perlukan seperti barang-barang pribadi (obat-obatan, nomor telepon darurat, atau barang-barang lainnya yang wajib dimiliki), periksa kotak secara teratur, pastikan senter bekerja, periksa tanggal kedaluwarsa seluruh obat-obatan dan menggantinya dengan yang baru. Anda juga dapat menyiapkan satu set bidai jika khawatir akan terjadinya patah tulang.
D. Prinsip Dalam Memberikan Pertolongan Pertama pada Korban Kecelakaan
Ada beberapa prinsip atau pokok dalam memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan yaitu:
  1. Jangan panik
  2. Amati dan kumpulkan keterangan kejadian
  3. Perhatikan pernapasan korban dan berikan pertolongan bila perlu
  4. Hentikan pendarahan bila ada
  5. Tenangkan korban dan hindarkan shock
  6. Pertolongan dilakukan di tempat kejadian dan tidak tergesa-gesa memindahkan korban.
E. Langkah Pertolongan Pertama Pada Korban Kecelakaan
Dalam memberikan  pertolongan pertama pada korban kecelakaan, seyogyanya penolong mengikuti urutan sebagai berikut:
  • Lakukan dengan cekatan/cepat dan tepat tetapi tetap tenang.Karena  pertolongan pertama ini akan berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan korban. Jika kecelakaan berkaitan dengan pernafasan maka ancaman keselamatan berkisar detik sampai menit, jika perdarahan maka kisaran menit sampai jam, jika kesadaran maka jam sampai hari, jika infeksi maka ancamannya hari sampai minggu.
  • Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya. Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah erjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih berkonsentrasi pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
  • Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan. Jika korban nampak tidak bernapas atau kesulitan bernapas, Anda boleh segera melakukan CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation). Anda tidak pernah atau tidak bisa melakukannya? Jangan lakukan! Tanya ke orang-orang di sekitar Anda, apakah ada yang bisa melakukan CPR.
  • Segera amati bila terjadi pendarahan. Jika darah yang keluar dari pembuluh  darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuatkuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
  • Korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalam keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cedera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
  • Jangan memindahkan korban secara terburu-buru. Korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cedera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah telah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
  • Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan. Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban segera evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.

7 komentar: